Tangerang — Kantor Bahasa Banten sebagai UPT dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas untuk melakukan sosialisasi dan menumbuhkan inisiasi GerakanLiterasi Nasional (GLN), mengadakan Kegiatan Pembinaan Komunitas Literasi di Daerah se-Kabupaten Tangerang tahun 2018. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan GLN, yaitu menumbuhkembangkan budaya literasi pada ekosistem pendidikan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Sebanyak 80 (delapan puluh) peserta yang merupakan pengurus Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan pegiat literasi di Provinsi Banten mengikuti acara yang diadakan di Sekolah Alam Mekar Bakti Tangerang ini.
Kegiatan yang berlangsung dari tanggal 25 s.d. 26 Juli 2018 ini dibuka secara langsung oleh Kepala Badan dan Pengembangan Bahasa, Prof. Dadang Sunendar. Dalam sambutannya, Dadang menyampaikan, ”Dengan literasi, peserta diharapkan mampu menjadi agen literasi bagi seluruh elemen masyarakat, juga mampu menangkal berita hoax.”Selain materi Kebijakan dalam Gerakan Literasi Nasional yang disampaikan oleh Kepala Badan Bahasa, masih ada beberapa materi lain yang disuguhkan, yaitu Literasi Dasar, Literasi Media, dan Dongeng sebagai Bentuk Literasi Dini. Satu materi tambahan dengan judul “Sensor Mandiri dalam Film” dipaparkan oleh Tim Literasi Lembaga Sensor Film sebagai narasumber tamu.
Muhammad Luthfi Baihaqi, M.A. selaku Kepala Kantor Bahasa Banten, dalam laporan pelaksanaan kegiatan, menegaskan bahwa “Pembinaan Literasi di Kabupaten Tangerang dilaksanakan untuk memenuhi permintaan pegiat literasi di daerah serta mendekatkan Kantor Bahasa Banten dengan seluruh TBM di Provinsi Banten sebagai mitra dalam pelaksanaan Gerakan Literasi. ”Acara juga semakin meriah dengan dibacakannya puisi yang berjudul Literasi atau Mati oleh Dewi Nurpitriyani, finalis Duta Bahasa Provinsi Banten Tahun 2018.
Di hari kedua pelaksanaan kegiatan, Dr. Firman Hadiansyah mengatakan,”Literasi tidak hanya berarti kemampuan untuk membaca abjad”. Presiden FTBM se-Indonesia ini menambahkan bahwa Literasi adalah penggunaan praktik-praktik situasi social dan historis, serta cultural dalam menciptakan dan menginterpretasikan makna melalui teks. Pada kesempatan yang sama pula, Kak Arif dalam materi Literasi Dini mengajak peserta untuk aktif memberikan dongeng pada anak-anak usia dini dan memahami bahwa mendongeng merupakan salah satu metode komunikasi yang melibatkan keindahan teknik dalam penyampaiannya kepada para penikmatnya agar maksud atau esensi tersampaikan dengan baik.
