Serang — Tiga bahan bacaan akhirnya keluar sebagai pemenang Sayembara Penulisan Bahan Bacaan untuk Jenjang Pramembaca Tahun 2019. Ketiga bahan bacaan tersebut berjudul (1) Abid Rajin Solat, (2) Donat Doni Warna-Warni, dan (3) Aji dan Sekolah Barunya. Dari lima belas bahan bacaan yang lolos seleksi, tiga bahan bacaan ini dinilai memiliki kelebihan dan memenuhi ketentuan sebagai bahan bacaan untuk jenjang pramembaca. Bertempat di ruang rapat Kantor Bahasa Banten, Selasa 9 Juli 2019, lima orang juri bertemu untuk menentukan tiga bahan bacaan terbaik.

Ketua dewan juri yang merupakan perwakilan tim penilai bahan bacaan dari Pusat Perbukuan, Fristalina, menilai bahan bacaan dengan judul Abid Rajin Solat merupakan cerita yang paling cocok untuk pramembaca dibandingkan dengan cerita yang lain. “Bacaannya inspiratif serta memiliki pesan moral yang mendalam,” ujar Fristalina. Kak Mozley, dari TVRI Jakarta, sebagai juri di bidang ilustrasi menambahkan bahwa buku karya Encep Abdullah ini memiliki nilai kreatif yang tinggi untuk ilustrasi yang ditujukan untuk anak-anak usia 3 s.d. 5 tahun. Sementara, bahan bacaan dengan judul Donat Doni Warna-Warni yang ditulis oleh Achi TM memiliki keunggulan alur cerita yang mudah diikuti oleh usia pramembaca dan hamper tidak memiliki kesalahan pada penggunaan bahasa, menurut pendapat Rahmat Heldy. Rahmat juga menuturkan, “Beberapa karya sudah menggunakan pemilihan diksi dan ejaan yang sesuai dengan aturan bahasa Indonesia”. Diputuskan sebagai pemenang ketiga, bacaan berjudul Aji dan Sekolah Barunya karya Fika Roudlatul Ilmi ini dinilai tampil dengan alur sederhana. Sebagai juri perwakilan Kantor Bahasa Banten, Adek Dwi menjelaskan bahwa cerita ini tampil unik dengan mencantumkan beberapa pertanyaan-pertanyaan ringan untuk pembaca, sehingga anak-anak tidak jenuh untuk membaca buku tersebut.

Juri sayembara yang terdiri atas Fristalina, Mozley, Rahmat Heldy, Adek Dwi Oktaviantina, dan Wuri Dian Trisnasari juga memaparkan bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada naskah yang masuk pada sayembara kali ini. “Ada bahan bacaan yang bagus,  namun secara keseluruhan kesatuan alurnya tidak utuh dan menggunakan ilustrasi yang masih sangat sederhana,” ujar Wuri Dian Trisnasari. Kesalahan penggunaan tanda baca maupun gambar yang kurang sesuai dengan tema bacaan banyak ditemukan pada bacaan peserta sayembara. (Wuri Dian)