Sebanyak empat puluh pegiat literasi di Kabupaten Lebak berkumpul mengikuti kegiatan Pelatihan Penulisan Cerita Rakyat. Kegiatan yang diadakan pada tanggal 25 sampai dengan 27 Mei 2021 di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung ini berhasil menginventarisasi banyak cerita rakyat yang ada di beberapa kecamatan di Lebak. Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Halimi Hadibrata, M.Pd. menyatakan bahwa kegiatan ini diharapkan mengumpulkan cerita rakyat sekaligus melestarikan bahasa daerah. “Kami berharap tahun depan ada 40-an naskah cerita rakyat yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan daerah,” ujar Pak Halimi.

Narasumber yang lain, DC Aryadi memaparkan materi tentang literasi kewargaan. Dalam literasi kewargaan terkandung juga hal-hal mengenai pelestarian cerita rakyat. “Cerita rakyat mengandung nilai-nilai kebaikan yang masih relevan diterapkan di tengah masyarakat. Bahkan, nilai-nilai ini harus makin dikuatkan di tengah kondisi masyarakat saat ini,” tegas pegiat literasi ini. Penyegaran teoretis tentang cerita rakyat pun diberikan oleh narasumber lain, Dr. Maman Rukmana. Akademisi dari STKIP Babunnajah Pandeglang ini memberikan kuis yang bisa diakses oleh para peserta.

Selain peserta bersemuka di STKIP Setia Budhi, sekitar 40-an peserta yang mengikuti pelatihan melalui ruang virtual juga tak kalah seru. Hendri, S.Pd., misalnya memaparkan proses kreatifnya menulis cerita rakyat Balada Kera Cisoka. Pengajar SMPN 6 Kota Serang ini mengatakan bahwa ia beberapa kali melakukan riset atas cerita yang ia tulis. Pengalaman seru juga dibagikan oleh Ihah Parihah. Pegiat literasi dari Tangerang Selatan ini sudah pernah membukukan kumpulan cerita rakyat daerah Banten. Narasumber terakhir, Budi Harsoni juga melakukan pendampingan pada para peserta bimtek penulisan cerita rakyat. Seniman yang akrab disapa Budi Lengket ini memaparkan bahwa cerita rakyat bisa dihadirkan dengan nafas baru. “Ada kreasi baru yang bisa diterapkan pada cerita rakyat tanpa harus mengubah benang merah utama cerita rakyat. Jadi cerita rakyat bisa dihadirkan kembali dengan mengeksplorasi banyak unsur,” ujar Budi. Diharapkan pelatihan ini menghasilkan naskah cerita rakyat yang dapat menjadi bahan bacaan literasi nasional.