Jakarta, 2 November 2021 — Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) bertugas membina
dan memasyarakatkan bahasa Indonesia ke seluruh lapisan masyarakat. Masih dalam memontum lahirnya Sumpah
Pemuda, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim
menyampaikan bahwa dengan mahir berbahasa Indonesia artinya generasi penerus bangsa mengakui kemerdekaan
berbahasa dan menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.

“Pada kongres itu Bung Karno adalah salah satu sosok yang menginginkan adanya bahasa persatuan yang bersifat
demokratis. Bahasa yang demokratis berarti bahasa yang mengakui kemerdekaan bangsa, bahasa yang
mencerminkan keadilan sosial dan bahasa yang menguatkan identitas Indonesia,” ucapnya dalam sambutan Seminar
dan Lokakarya Kemahiran Berbahasa Indonesia di Jakarta pada Selasa (2/11).

“Sejarah dicetuskannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan harus selalu kita ingat khususnya di tengah
globalisasi yang menuntut kita untuk mampu berbahasa asing. Kita harus selalu mengingat dan mengingatkan anakanak kita untuk menggunakan bahasa Indonesia,” imbuh Menteri Nadiem memberi penekanan.
Pentingnya menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaan juga digarisbawahi Kepala Badan Bahasa,
E. Aminudin Aziz. “Kalau bahasa Indonesia tidak disepakati saat Sumpah Pemuda, maka bagaimana kita
berkomunikasi saat ini dengan orang-orang dari berbagai suku bangsa yang tentunya memiliki bahasa daerah yang
sangat berbeda?” ungkapnya.

“Gempuran saat ini terhadap bahasa manapun di dunia dari bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa asli sangat
kuat dikarenakan dunia semakin global,” tutur Kepala Badan Bahasa dihadapan 150 peserta yang hadir secara fisik
dan 1.000 orang yang hadir secara virtual baik dari kalangan pendidik, profesional, pejabat fungsional dan struktural
dari berbagai lembaga.

Mahir berbahasa Indonesia lanjut Nadiem, berarti mendorong Indonesia menjadi negara yang kuat di masa
mendatang. Oleh karenanya, Kemendikbudristek melalui Badan bahasa terus berupaya mendorong peningkatan
kemampuan berbahasa Indonesia melalui berbagai program.

Setiap tahun, Kemendikbudristek selalu mengadakan kegiatan untuk memperingati Bulan Bahasa yang jatuh pada
bulan Oktober. Selain itu diciptakan pula berbagai platform digital seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
daring yang dapat diakses melalui laman situs maupun ponsel, platform tematis bahasa Indonesia dan SIPEBI atau
aplikasi pemeriksaan ejaan bahasa Indonesia.

Tidak hanya itu, Kemendikbudristek juga menghadirkan situs Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) agar
masyarakat dapat melakukan latihan melalui simulasi dan mengunduh panduan UKBI mahir berbahasa Indonesia..
Ditambahkan Kepala Badan Bahasa bahwa pihaknya dari waktu ke waktu terus mengembangkan model asesmen
secara ilmiah untuk mengukur pengetahuan dan kemahiran berbahasa masyarakat secara umum.

Seminar dan lokakarya ini mengangkat topik peran strategis lembaga pemanfaat layanan UKBI dalam pemartabatan
dan penginternasionalan bahasa Indonesia. Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Muhammad Abdul Khak
dalam laporannya mengatakan bahwa tujuan Seminar dan Lokakarya Kemahiran Berbahasa Indonesia adalah untuk
membahas dan mendiskusikan berbagai kajian kemahiran berbahasa, serta membahas pemutakhiran layanan
pengujian UKBI adaptif.

“Kami harap forum ini menjadi forum bersama agar kami atas nama pemerintah yang menyusun tes UKBI mendapat
dukungan dan masukan dari pemangku kepentingan, peneliti dan penulis makalah agar UKBI ini menjadi alat uji yang
andal bagi kita semua,” ucap Abdul Khak seraya mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk lebih merasa memiliki
UKBI ini.

Kepala Badan Bahasa mengungkapkan, tak jarang masyarakat menanyakan cara untuk menjamin kevalidan hasil
UKBI. Oleh karena itu, dengan masukan yang didapat melalui forum ini, ia berharap format UKBI ke depan akan
mencapai kondisi yang lebih ideal. Turut hadir secara luring perwakilan dari Balai Bahasa Banten, Jawa Timur dan
NTB, selaku pengguna UKBI tertinggi. “Mari kita utamakan bahasa Indonesia untuk mewujudkan Merdeka Belajar,”
pungkasnya.

Kegiatan Seminar dan Lokakarya Kemahiran Berbahasa Indonesia dilaksanakan pada tanggal 2—4 November 2021
secara hibrida di Hotel Mercure Convetion Center Ancol, Jakarta Baycity, DKI Jakarta. Adapun materi yang dibahas
dalam kegiatan ini adalah (1) empat kemahiran berbahasa: mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara; (2)
bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA); (3) pembelajaran bahasa, (4) evaluasi pendidikan, (5) tes kecerdasan
buatan; (6) teknologi pembelajaran; (7) tes artifisial intelegen; (8) standar kemahiran berbahasa; (9) kemahiran
berbahasa kalangan profesional; serta (10) kemahiran berbahasa kalangan pejabat.

Untuk diketahui, pada tanggal 29 Oktober 2021 lalu, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Bahasa,
Kemendikbudristek melaksanakan rapat pleno penetapan 40 sekolah terbaik penerima Apresiasi Giat UKBI Adaptif
Merdeka. Pada kesempatan ini, diumumkan secara resmi 40 pemenang Giat UKBI Adaptif Merdeka. Para pemenang
merupakan satuan pendidikan negeri maupun swasta yang akan mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan
sebesar Rp 20 juta dari Badan Bahasa.

Berikut adalah nama satuan pendidikan tersebut. (1) SMP Negeri 2 Jayapura, Papua; (2) SMA Negeri 1 Bojonegoro,
Jawa Timur; (3) SMA Negeri 1 Denpasar, Bali; (4) SMK Antartika 2 Sidoarjo, Jawa Timur; (5) MTs Negeri 1 Kota
Serang, Banten; (6) SMK Negeri 1 Tebing Tinggi, Selat Panjang, Riau; (7) SMK Tarakanita, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta; (8) SMA Negeri 1 Ciruas, Banten; (9) SMP Negeri 2 Dumai Riau; (10) SMP Negeri 211 Jakarta, DKI Jakarta.

Berikutnya, (11) SMA Negeri 1 Gantung, Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung; (12) SMK La Tansa, Banten;
(13) SMA Negeri 1 Gemolong, Jawa Tengah; (14) SMA Negeri 1 Binjai, Sumatera Utara; (15) SMP Negeri 1 Kota
Banda Aceh, Aceh; (16) SMA Swasta Cendana Mandau, Riau; (17). SMA Tarakanita Gading Serpong, Banten; (18)
SMA Negeri 1 Talun, Jawa Timur; (19) SMP Negeri 7 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau; (20) SMP Negeri 6 Tanjung
Pinang, Kepulauan Riau.

Kemudian, (21) SMP Negeri 2 Muntok, Kepulauan Bangka Belitung; (22) SMP Negeri 1 Padamara, Jawa Tengah; (23)
MTs Negeri 1 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, (24) SMP Negeri 1 Sidoharjo, Jawa Tengah; (25) SMP Negeri 4 Leuwidamar, Banten; (26) SMA Negeri 2 Rejang Lebong, Bengkulu; (27) SMK Negeri 1 Bawen, Jawa Tengah; (28)
SMA Negeri 2 Madiun, Jawa Timur; (29) SMP Negeri 3 Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung; (30 SMP Negeri
2 Banda Aceh, Aceh.

Selanjutnya, (31) SMP IT Putri Al Hanif, Banten; (32) SMA Terpadu Krida Nusantara, Jawa Barat; (33) SMK Negeri 2
Malang, Jawa Timur; (34) SMP Negeri 3 Bengkalis, Riau; (35) SMP Negeri 2 Tembilahan Hulu, Riau; (36) SMP Negeri
2 Rangkasbitung, Banten; (37) SMA Negeri 1 Bayah, Lebak, Banten; (38) SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan,
Banten; (39) SMP Negeri 4 Mojokerto, Jawa Timur; dan (40) SMP Negeri 2 Mataram, Nusa Tenggara Barat