Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat (BBPJB) kembali mengadakan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu. Pelatihan kali ini diperuntukkan bagi guru jenjang SMP se-Jawa Barat dan Banten. Pada tanggal 19—22 Mei 2023, BBPJB juga menyelenggarakan kegiatan serupa bagi guru Sekolah Dasar (SD) di Hotel Grand Sunshine, Bandung. Ada pun pelaksanaan pelatihan untuk jenjang SMP berlangsung sejak Minggu 25 Juni hingga Rabu 28 Juni 2023 di Hotel Sutan Raja, Soreang Kabupaten Bandung.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat (BBPJB),  Dr. Herawati, S.S., M.A.. dalam arahannya menyampaikan terima kasih yang tulus atas keikutsertaan 126 peserta yang berasal dari 27 (dua puluh tujuh) kabupaten/kota di Jawa Barat dan 2 (dua) kabupaten di Provinsi Banten. Beliau berharap kegiatan pelatihan ini dapat berdampak pada pengimbasan bahasa daerah khususnya Sunda di Jawa Barat dan Banten.  Kegiatan ini merupakan rangkaian Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang akan diselenggarakan pada bulan November 2023 mendatang di Provinsi Jawa Barat. BBJB telah menyelenggarakan FTBI dalam rangka revitalisasi bahasa Sunda sejak tahun 2021.

Setelah pengarahan, kegiatan dilanjutkan dengan pendaftaran akun Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) para peserta pelatihan didampingi oleh staf BBPJB. Setelah pembuatan akun UKBI, para peserta mengikuti tes UKBI adaptif dipandu oleh penanggung jawab UKBI BBPJB. Antusiasme peserta mengikuti tes UKBI adaptif diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap sikap berbahasa Indonesia para guru utama. Pelatihan guru utama ini dibuka oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D..  

Beliau menyampaikan bahwa upaya revitalisasi bahasa Sunda melibatkan para akademisi, praktisi, dan pemerhati bahasa Sunda dalam mendiskusikan RUU bahasa daerah di tengah hegemoni bahasa Indonesia dan asing, ketidakpedulian pemerintah daerah, dan masyarakat terhadap bahasa daerahnya. “Tingkat kepunahan bahasa Sunda lebih cepat dari bahasa Jawa, dikarenakan orang Jawa meletakkan bahasa sebagai identitas pertama. Sementara bahasa bagi orang Sunda, berada pada urutan identitas yang ketiga setelah tempat tinggal dan agama,” ungkap Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan  Bahasa pada sambutannya. 

Prof. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D. juga berharap kepada para peserta pelatihan agar dapat membuat inovasi pembelajaran bahasa daerah dari kegiatan ini. Jika tentang tata bahasa saja yang diajarkan, pasti akan sangat membosankan. Sebagai bentuk merdeka belajar, para siswa boleh memilih materi mana yang mereka sukai dan pelajari, ungkapnya. Para guru utama diharapkan menjadi ujung tombak yang dapat menarik para siswa untuk menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Beliau, tujuan  pelatihan guru utama tidak sekadar untuk FTBI saja, namun juga memberikan model pembelajaran bahasa daerah sebagai alternatif.

Materi  yang disampaikan pada pelatihan ini, terkait dengan tujuh mata lomba yang akan diselenggarakan dalam Festival Tunas Bahasa Ibu. Para pemateri adalah para akademisi, pengarang, seniman, budayawan, dan sastrawan Sunda di Jawa Barat. Ngadongeng (Drs. H. Elin Syamsuri), Maca jeung Nulis Aksara Sunda (Dadan Sutisna, S.T.), Nembang Pupuh (Ida Rosida, S.Sen.), dan Ngarang Carpon (Cecep Burdansyah, M.H.) adalah materi yang dipaparkan pada hari kedua pelatihan. Sementara Borangan (Drs. Taufik Faturohman), Biantara (Dr. Dede Kosasih, M.Si.), dan Maca Sajak  (Iman Soleh, S.Sn., M.Sn.) disampaikan pada Selasa, 27 Juni 2023.

Imam Soleh pada sesi paparannya mengajak peserta mempelajari strategi mengumpulkan daya konsentrasi peserta didik dan memahami tiga tujuan pembelajaran maca sajak yakni kedisplinan, kepedulian, dan kejujuran. Pada maca sajak, guru jangan menghitung emosi anak, tetapi biarkan mereka mengekspresikan emosi agar mengenalinya, ujar Iman dalam paparannya. Beliau juga mengajarkan cara melatih vokal, ekspresi, dan cara pembacaan sajak.

Peserta pelatihan dari Kabupaten Pandeglang diwakili oleh Wildan Fisabililhaq, S.Pd. (SMPN 3 Pandeglang), Iwan Ridwan Malik, S.Pd. (SMPN 2 Kaduhejo), Retny Mafariastuty, S.S. (SMPN 1 Cadasari), dan Rita Meilanie, S.Pd. (SMPN 4 Pandeglang). Sementara Kabupaten Lebak diwakili oleh Drs. Sastra,  M. Pd. (SMPN 1 Sajira), Iis Aisyah,  S. Pd. (SMPN 2 Maja), Siti Maesyaroh,  S. Sos. (SMPN 1 Warunggunung), dan Dahlia Nurwulandari,  S. Pd. ( SMPN 4 Rangkasbitung). Kedelapan guru utama tersebut akan melakukan pengimbasan bahasa Sunda di sekolah dan kabupaten masing-masing dalam rangka persiapan menuju FTBI.

Hal tersebut sejalan dengan harapan Kepala Badan Pengambangan dan Pembinaan Bahasa bahwa para siswa yang mengikuti FTBI bukanlah yang dipilih, tetapi para siswa yang telah diberi peluang secara merata untuk mempelajari bahasa daerah. Beliau juga mengajak para guru utama untuk melatih dan melakukan pengimbasan kepada MGMP bahasa Sunda di wilayah kerja masing-masing. Pada akhirnya, tujuan utama FTBI dalam meningkatkan sikap positif anak-anak pemilik masa depan terhadap bahasa daerahnya dapat tercapai. Kegiatan ditutup Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat dan dihadiri oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Asep Juanda, S.Ag., M.Hum. Pada kesempatan tersebut, Asep Juanda menyampaikan apresiasi atas keikutsertaan para guru utama Kabupaten Pandeglang dan Lebak. Beliau berharap FTBI 2023 di Jawa Barat dapat berjalan lancar dan Provinsi Banten dapat menyelenggarakan FTBI dalam rangka revitalisassi bahasa Sunda dan Jawa Banten di tahun 2024 mendatang.