Serang — Melihat geliat bersastra di Provinsi Banten, terutama di Kota Serang, Kantor Bahasa Banten mengadakan kegiatan diskusi sastra dengan menggandeng komunitas sastra yang berbasis di kota Serang. Salah satu komunitas yang digandeng adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bengkel Menulis dan Sastra (Belistra) FKIP Untirta. Bertempat di Auditorium Gedung B Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, diskusi sastra dengan tema “Sastra dalam Sejarah dan Perspektif Islam” diadakan oleh Belistra dan Kantor Bahasa Banten, Jumat, 9 Juni 2017.
Hadir sebagai pembicara diskusi yakni Niduparas Erlang, mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) yang juga merupakan seorang penulis serta alumnus jurusan Diksatrasia FKIP Untirta, Adi Prasatyo. Nidu memaparkan sudut pandang Islam terhadap karya sastra sejak zaman jahiliah hingga zaman Nabi Muhammad. Menurut Nidu, Muhammad muda hidup di tengah kebudayaan jahiliah. Tetapi karena kenabiannya, ia menjadi kritikus sastra sekaligus budaya jahiliah yang mengakar pada masyarakat saat itu.
Di kesempatan lain, Adi menyoroti sastra Indonesia dari pengaruh sastra Arab yang menghadirkan dua aliran sastra di Indonesia, yaitu sufistik dan profetik. “Profetik menjadikan realitas sebagai sarana untuk sampai pada pemahaman yang sublim atau pencerahan (sifat-sifat tuhan) sementara sufistik menjadikan pencerahan yang sublim yang kemudian mempengaruhi realita,” jelasannya, mencoba memetakan dua aliran besar tersebut. (dari berbagai sumber)