Universitas Harvard akan meluncurkan program pengajaran bahasa Indonesia melalui Pusat Studi Asia. Program itu akan memberikan kesempatan kepada pelajar dan mahasiswa untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia.
Program bahasa Indonesia akan diajarkan di Universitas Harvard untuk mendukung studi budaya Asia Tenggara. Selain bahasa Indonesia, bahasa Thailand dan Tagalog akan diajarkan mulai tahun ajar 2023-2024.
Pembukaan program tersebut sejalan dengan peta jalan penginternasionalan bahasa Indonesia yang menjadi salah satu program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Prof. H. E. Aminudin Aziz, M.A., Ph.D menyambut baik program yang akan dimulai pada bulan Juli 2023 tersebut.
“Kami sudah berkorespondensi dengan Direktur the Asia Center, Universitas Harvard, James Robson, terkait kurikulum, tenaga pengajar, dan upaya untuk terus melakukan pendampingan agar program ini berkelanjutan,” ungkap Kepala Badan Bahasa.
Kamis, 3 Maret 2023, Universitas Harvard mulai membuka lowongan tenaga pengajar bahasa dan budaya Indonesia. Salah satu ketentuannya adalah menguasai pengajaran bahasa Indonesia dalam setiap penjenjangan.
Selain Universitas Harvard, program bahasa Indonesia juga diajarkan di beberapa kampus dunia, mulai dari Universitas Tokyo sampai Universitas Leiden. Hal itu menunjukkan minat dan kebutuhan tenaga pengajar bahasa Indonesia yang semakin meningkat.
Kantor Bahasa Provinsi Banten selaku UPT Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa juga berkomitmen dalam program penginternasionalan bahasa Indonesia. Salah satunya melalui program fasilitasi pengajar dan lembaga Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
“Kesempatan bagi pengajar BIPA untuk terus berkontribusi dalam penginternasionalan bahasa Indonesia perlu didukung dengan program-program peningkatan mutu tenaga pengajar. Kantor Bahasa Provinsi Banten menunjukkan komitmen untuk mendukung program tersebut, salah satunya melalui bimbingan teknis bagi tenaga pengajar BIPA,” ungkap Asep Juanda, S.Ag., M.Hum., Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten.
Selain itu, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten juga mendukung upaya sertifikasi tenaga pengajar BIPA sebagai salah satu langkah dalam meningkatkan mutu pengajar BIPA.
“Sejak tahun 2022, legalisasi atau sertifikasi bagi pengajar BIPA digagas oleh kawan-kawan Pustanda dan APPBIPA Pusat. Saat ini, prosesnya sudah masuk ke Konvensi Nasional Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI),” tambahnya.