Bertujuan untuk membangun budaya literasi pada seluruh ranah pendidikan (keluarga, sekolah, dan masyarakat), sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan Literasi Nasional (GLN) sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Sejalan dengan tugas tersebut, Kantor Bahasa Banten sebagai instansi yang bernaung di bawah Kemdikbud melaksanakan Kegiatan Implementasi Praktik Baik Berliterasi di Kota Tangerang Selatan.
Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari (20 s.d. 21 Februari 2020) ini merupakan bagian dari Gerakan Literasi Sekolah yang dilaksanakan secara integrasi dengan kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ektrakurikuler yang diadakan di dalam ruang kelas. Implementasi Praktik Baik Berliterasi di Kota Tangerang Selatan yang diikuti oleh 40 orang siswa sekolah jenjang menengah ini diadakan untuk berbagi praktik baik kegiatan berliterasi di kalangan sekolah jenjang menengah, meningkatkan semangat menulis generasi muda, dan menggali potensi siswa dalam penulisan bahan bacaan.
Hari pertama kegiatan diisi dengan pembukaan acara oleh Kepala Kantor Bahasa Banten. Dalam sambutannya, Muhammad Luthfi Baihaqi menyampaikan,” Empat puluh peserta kegiatan merupakan bibit-bibit unggul penulisan yang terpilih dari ribuan siswa SMP dan SMA di Kota Tangerang Selatan, yang siap diasah menjadi penulis andal”. Seusai pembukaan, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang teknik penulisan yang dipaparkan oleh Muhammad Rois Rainaldi (Ketua Gabungan Komunitas Sastra ASEAN) dan instruktur literasi Provinsi Banten, Washadi, M.Pd. Selama sesi tersebut, peserta yang sudah diminta untuk membuat karya tulis sebagai syarat keikutsertaan sangat antusias untuk menyempurnakan tulisan mereka sesuai dengan ketentuan penulisan yang baik.
Materi selanjutnya tentang digitalisasi karya tulis berorientasi hasil pada kemampuan peserta untuk membuat karya tulis dalam bentuk digital. Paparan dan praktik langsung yang dibawakan oleh Mahdiduri ini diterima dengan antusias oleh peserta. Mereka menggunakan media komputer jinjing dan ponsel untuk belajar bagaimana cara membuat sebuah tulisan dapat dinikmati oleh pembacanya secara digital. Karya peserta yang berasal dari 12 Sekolah Menengah Pertama dan 8 Sekolah Menengah Atas nantinya akan dijadikan antologi dan diunggah dalam bentuk digital.