Warning: Undefined array key 1 in /home/eafloqav/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 505

Warning: Undefined array key 2 in /home/eafloqav/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 505

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/eafloqav/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php:505) in /home/eafloqav/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php on line 557

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/eafloqav/public_html/wp-content/plugins/visitors-online/visitors-online.php:505) in /home/eafloqav/public_html/wp-content/plugins/post-views-counter/includes/class-counter.php on line 913
TIGA NASKAH MENANGI SAYEMBARA PENULISAN CERITA ANAK

Serang — Tiga naskah akhirnya keluar sebagai pemenang unggulan Sayembara Penulisan Cerita Anak Berbasis Kearifan Lokal se-Provinsi Banten. Ketiga naskah tersebut berjudul (1) Cerita Terakhir dari Jembatan Layang, (2) Sepasang Gadis dan Kupu-kupu, serta (3) Kisah Ubay dan Para Sahabatnya. Dari enam belas naskah yang diterima oleh panitia sayembara, tiga naskah ini dinilai memiliki kelebihan. Bertempat di ruang rapat Kantor Bahasa Banten, Jumat 12 Mei 2017, lima orang juri bertemu untuk menentukan tiga naskah unggulan.

Ketua dewan juri, Ahmadun Yosi Herfanda misalnya menilai Cerita Terakhir dari Jembatan Layang karya Herwan merupakan cerita yang paling runtut dibandingkan dengan cerita yang lain. “Konflik yang dimiliki oleh tokoh utama benar-benar muncul dengan wajar. Cerita juga inspiratif serta terkesan tidak menggurui,” ujar Ahmadun. Sementara, naskah Sepasang Gadis dan Kupu-kupu yang ditulis oleh Egi Mahbubi memiliki pengambilan alur cerita yang cukup berbeda dengan cerita yang lain. “Kisah ini cukup menggambarkan kondisi Indonesia terkini yang tengah mempertanyakan kembali identitas keberagamannya,” tutur juri lain, Niduparas Erlang. Selanjutnya, naskah Kisah Ubay dan Para Sahabatnya karangan Ade Ubaidil tampil dengan alur sederhana. “Secara sederhana Ubay, memotret problematika anak-anak Indonesia masa kini. Mulai pergulatan dengan gadget, kisah persoalan lingkungan, hingga pergaulan dengan anak-anak sebayanya,” terang Dody Kristianto.

Juri sayembara yang terdiri atas Ahmadun Yosi Herfanda, Niduparas Erlang, Maman Rukmana, Dody Kristianto, dan Muhammad Luthfi Baihaqi juga memaparkan bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada naskah yang masuk pada sayembara kali ini. “Ada cerita anak yang masing-masing bagiannya bagus dan siap menjadi buku, namun secara keseluruhan kesatuan alurnya tidak utuh.,” ujar Maman Rukmana. Kesalahan penggunaan tanda baca maupun kalimat juga sering ditemukan pada naskah peserta sayembara. Selain itu, sebagian besar naskah masih secara tersurat gemar menggambarkan unsur kekerasan maupun perundungan alias bullying. (Dodi K)